Siapa tak kenal Cirebon? Wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini termasuk bekas kerajaan Islam yang pertama di wilayah pesisir utara pulau Jawa, dan masih eksis sampai sekarang, meski tidak punya kekuasaan politik lagi. Cirebon sekarang terpisah menjadi dua, yaitu Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon. Untuk kepentingan penyederhanaan, kedua perbedaan administrasi tersebut dihilangkan dalam artikel ini.
Berikut ini adalah 8 Fakta Menarik Cirebon:
#1 Bekas Wilayah Kesultanan
Gapura Kesultanan Kasepuhan Cirebon
Image by DMahendra
Cirebon sekarang adalah bekas wilayah Kesultanan Cirebon, sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Pada masanya, kesultananan ini menguasai jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Karena berlokasi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, terciptalah suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.
#2 Maskot Cirebon adalah Sunan Gunung Djati
Sunan Gunung Djati adalah satu-satunya anggota walisongo yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Nama kecilnya Syarif Hidayatullah dan lahir antara tahun 1448- 1450. Sunan Gunung Djati adalah kreator dibentuknya pasukan gabungan dibawah Fatahillah yang membebaskan Batavia dari penjajahan Portugis dan mengubah namanya menjadi Jayakarta cikal bakal Jakarta, pada tahun 1527. Sekarang nama Sunan Gunung Djati diabadikan menjadi Universitas Islam Negeri Bandung (dulu IAIN SGD) di Cibiru.
#3 Banyak Situs Sejarah
Karena merupakan bekas wilayah kesultanan besar, Cirebon penuh dengan petilasan kerajaan, sering disebut wisata ziarah. Diantaranya adalah Makam Sunan Gunung Djati, situs Batu Tulis Huludayeuh, Pesanggrahan Balong Biru, dan Situs Lawang Gede.
#4 Punya banyak Wisata Kuliner
Cirebon punya banyak potensi bagi para penggemar makanan penggoyang lidah alias wisata kuliner, bukan tahu gejrot saja. Ada olahan enak yang harus anda icipi bila berkunjung ke Cirebon, antara lain usus sapi rebus, Nasi Jamblang, nasi lengko, tempe mendoan, intip, kerupuk mlarat, emping mlinjo ukuran jumbo, dan tjampolay minuman legendaris asal Cirebon, yang pertama kali dibuat oleh Tan Tjek Tjiu pada tahun 1936.
#5 Motif Batik Cirebon
Motif Batik Mega Mendung Cirebon
Image by Swaradila Weesy
Cirebon juga punya batik, salah satu karya terbaik bangsa Indonesia. Motif batik Cirebon berbeda dengan daerah pedalaman seperti Solo dan Jogja. Motif yang terkenal adalah Mega Mendung, yaitu motif batik berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Motif batik Mega Mendung diciptakan oleh Pangeran Cakrabuana (1452-1479). Di masanya batik hanya dikenal di kalangan keraton, sekarang motif mega mendung sudah banyak digunakan berbagai kalangan. Sentra batik di Cirebon ada di wilayah desa Trusmi dan Panembahan.
#6 Tarling dan Tari Topeng Cirebon
Anak-anak bermain Seni Angklung Cirebon
Image by Ikhlasul Amal
Seni budaya masyarakat Cirebon perpaduan dari Jawa dan Sunda yang membuat mereka membentuk ikon sendiri yang berbeda. Beberapa nama seni budaya Cirebon yang terkenal adalah Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, Angklung dan Sandiwara Cirebonan.
#7 Bahasa Cirebon
Bahasa Cirebon bukan Jawa dan bukan Sunda. Banyak orang Jawa Barat tidak mengerti bahasa Cirebon dan banyak orang Jawa terutama pedalaman yang mengerti bahasa Cirebon. Di wilayah utara, orang Cirebon banyak memakai bahasa Jawa dialek Cirebon. Sedangkan di Kuningan, Majalengka dan Brebes bagian tengah, Bahasa Sunda Cirebon banyak dituturkan.
#8 Tokoh dari Cirebon
Cirebon banyak menyumbangkan tokohnya di tingkat nasional bahkan dunia. Beberapa yang terkenal antara lain Hasan Alwi tokoh sejarah dan bahasa, Affandi tokoh seni lukis tingkat dunia, artis Dewi Yull dan Nani Widjaya serta perenang Catherine Surya yang pernah memecahkan rekor nasional renang nomor 50 meter gaya bebas saat masih berumur 13 tahun.
Sumber : http://www.beritau.net/2014/01/8-fakta-menarik-cirebon.htmlhttp://www.beritau.net/2014/01/8-fakta-menarik-cirebon.html
Adorable Representative M.C for Youth
Senin, 14 Maret 2016
Jumat, 04 Maret 2016
Sejarah dan Filosofi Batik Mega Mendung
Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:
“ | Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-hotel. |
Sejarah motif
Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga.
Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan batik Trusmi.
Unsur motif
Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.
Proses produksi
Proses produksinya yang dahulu dikerjakan secara batik tulis dan batik cap, dengan pertimbangan ekonomis diproduksi secara besar-besaran dengan cara disablon (printing) di pabrik-pabrik. Walaupun kain bermotif megamendung yang dihasilkan dengan proses seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik.Wujud motif megamendungpun yang dulunya hanya dikenal dalam wujud kain batik, sekarang bisa ditemui dalam berbagai macam bentuk barang. Ada yang berupa hiasan dinding lukisan kaca, produk-produk interior seperti ukiran kayu maupun produk-produk peralatan rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan lain-lain.
Pengertian Batik Megamendung
Batik megamendung adalah motig kain batik yang berasal dari daerah Cirebon. Bentuk motif batik khas kota udang ini menyerupai bentuk awan-awan. Motif batik mega mendung terlah menjadi sebuah ikon karya seni kota Cirebon. Motif batik megamendung mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh motif batik di daerah penghasil batik lainnya.Kain batik mega mendung yang sudah sejak lama dan turun menurun diproduksi oleh masyarakat Cirebon tidak hanya terkenal di kalangan pecinta batik di Indonesia saja. Motif batik mega mendung juga diapresiasi dengan baik oleh masyarakat di luar negeri. Ini terbukti dengan dijadikanya motif batik megamendung sebgai cover salah satu buku yang membahas tentang batik yang berjudul “Batik Design” karya Pepin Van Roojen seorang kebangsaan Belanda.
Selain bangga bahwa motif kain batik mega mendung mendapatkan apresiasi yang baik di dalam dan di luar negeri, kita juga patut untuk tahu pengertian batik mega mendung dari segi sejarah dan filosofi motif batik yang tertuang di atas kain.
Ada beberapa pendapat tentang asal motif batik mega mendung. Ada yang mengatakan bahawa motif mega mendung adalah hasil dari pengaruh pendatang dari negeri China. Yang pada dulu sering singgah di pelabuhan Muara Jati, Cirebon dan dianggap membawa paham Taoisme dimana bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan).
Ada juga yang mengatakan motif batik mega mendung diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk awan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Pengertian batik mega mendung merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga ada pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Filosofi Batik MegaMendung
Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsa Belanda.Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Nilai-nilai dasar dalam Megamendung
Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sbb:
a. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu.
b. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb.
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus.
Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.
Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar Megamendung akan sedikit mengalami kesulitan serta kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya).
c. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah.
Perkembangan dunia batik yang semakin berkembang ditambah dengan permintaan batik yang demikian beragamnya, maka motif-motif Megamendung banyak dimodifikasi dengan pendekatan berbagai macam, sbb:
1. Bentuk Motif
Bentuk motif Megamendung pada saat sekarang sudah banyak berubah dan dimodifikasi sesuai dengan permintaan pasar diantaranya oleh komunitas perancang busana (fashion designer). Tidak dipungkiri bahwa kelompok perancang busana memberikan andil yang sangat besar bagi kemajuan dunia batik termasuk untuk mengangkat motif Megamendung. Motif Megamendung sudah dikombinasi dengan motif-motif bentuk hewan, bunga atau unsur motif lainnya. Sesungguhnya keberadaan motif Megamendung yang digabungkan dengan motif lain sudah ada sejak dahulu dan telah dibuat oleh seniman batik tradisional. Namun belakangan ini setelah diangkat secara total oleh perancang busana maka motif batik Megamendung semakin berkembang pesat.
2. Proses Produksi
Proses produksi batik Megamendung yang dahulunya dikerjakan secara batik tulis dan batik cap, sekarang dikembangkan pula dengan proses produksi sablon (print). Dengan demikian harga produksi bisa ditekan lebih murah. Walaupun kain bermotif Megamendung yang dibuat dengan proses sablon tidak bisa kita namakan batik, namun secara komersil motif Megamendung merupakan sasaran empuk bagi produsen tekstil yang bisa menghasilkan banyak keuntungan.
3. Bentuk Produksi
Wujud benda produksi pada masa sekarang ini yang mengenakan motif Megamendung tidak lagi dalam wujud kain batik. Motif Megamendung digunakan sebagai hiasan dinding lukisan kaca, pada produk interior berupa ukiran kayu, adapula yang dijadikan sebagai produk-produk sarung bantal, sprei, taplak meja (household) dan lain-lain.
Saya setuju dan sangat mendukung pendapat sekelompok pecinta batik yang menjadikan motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Kita sebagai masyarakat yang berkecimpung di dunia batik tidak membatasi bagaimana cara bentuk motif megamendung diproduksi, namun saya tidak setuju bilamana motif-motif megamendung dengan berbagai bentuk dijadikan barang produksi berupa pelapis sandal di hotel-hotel.
Sumber : https://tsutisno.wordpress.com/2013/03/27/batik-megamendung-sejarah-dan-filosofi/
Rabu, 02 Maret 2016
Sejerah Lagu Indonesia Raya
Lagu ini di zaman Belanda sempat menghebohkan, tahun 1930 Indonesia Raja dilarang dinyanyikan umum.
28 Oktober 1928 malam, di gedung Jl. Kramat Raya 106 Batavia, pemuda Wage Rudolf Supratman (9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938) menyebarkan lirik konsep suatu lagu kepada hadirin di sana. Pada malam penutupan Kongres Pemoeda itu pada Desember 1928, Supratman dengan gesekan biolanya mengiringi sebarisan paduan suara, mengetengahkan lagu ciptaannya berjudulIndonesia Raja. Dua bulan kemudian ode (lagu pujian perjuangan) tersebut menjadi amat populer, terutama dipelopori anggota Kepanduan Bangsa Indonesia, sebab dalam lirik ode tersebut ada kalimat “jadi pandu ibuku”.Supratman, putra Sersan KNIL Djoermeno Senen Sastrosoehardjo, di saat itu memang sudah dikenal sebagai komponis, serta wartawan dan penulis muda berbakat. Berkat pergaulannya cukup luas di kalangan kaum muda, hatinya tergerak untuk menciptakan ode itu, walau kemudian oleh beberapa pengamat, dikatakan lagu Indonesia Raya itu terpengaruh La Marseille – ciptaan Rouget de L’isle (1922).
Lagu ini di zaman Belanda sempat menghebohkan, tahun 1930 Indonesia Raja dilarang dinyanyikan umum, karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan. Supratman diinterogasi dan ditanya mengapa memakai kata “merdeka, merdeka”. Dia menjawab kata-kata itu diubah pemuda lainnya, sebab lirik aslinya “moelia, moelia”. Protes pun berdatangan, sampai volksraad turun tangan. Akhirnya laguIndonesia Raya minus lirik “merdeka, merdeka” boleh dinyanyiakn, asal dalam ruangan tertutup!
Menjelang ujung umurnya, setelah menciptakan lagu Dari Barat Sampai ke Timur, Bendera Kita, Ibu Kita Kartini dan lainnya, Supratman pada 7 Agustus 1938 ditangkap Belanda di Surabaya, gara-gara lagunyaMatahari Terbit yang dianggap mengandung “simpati” terhadap Kekaisaran Jepang. Lagu itu pun dilarang diperdengarkan di muka umum. Tak lama kemudian, W.R. Supratman yang dinyatakan ekstrem ini wafat.
Jepang menduduk Indonesia tahun 1942. Lagu Indonesia Raya segera dilarang dikumandangkan, walau sebelumnya Jepang sempat mengudarakan lagu ini lewat Radio Jepang – untuk mengambil hati “saudara mudanya”. Tapi setelah merasa kedudukannya goyah, Jepang membentuk Panitia Lagu Kebangsaan pada tahun 1944.
Naskah asli Supratman tahun 1928, kemudian diubah beberapa kata-katanya. Namun, perubahan cukup besar terjadi pada refrain lagu 1928 : Indones’, Indones’ Moelia, Moelia Tanahkoe, negrikoe yang Koetjinta Indones’, Indones’ Moelia Moelia, Hidoeplah Indonesia Raja, menjadi: “Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Tanahku, Negriku yang Kucinta, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya” (dalam versi 1944).
Setelah Jepang angkat kaki dari Indonesia, namun sampai Agustus 1948 belum ada keseragaman, hingga dibentuklah Panitia Indonesia Raya pada 16 November 1948. Baru pada 26 Juni 1958 keluar peraturan pemerintah tentang lagu Indonesia Raya dalam enam bab khusus yang mengatur tata tertib, sampai keseragaman nada, irama, kata, dan gubahan lagu.
Inilah sekilas “riwayat” lagu Indonesia Raya kita.
Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/08/sejarah-lagu-indonesia-raya
Sejarah Bendera Merah Putih
Sejarah Bendera Merah Putih ini menjadi salah satu materi penunjang uji SKU (syarat Kecakapan Umum) terkait bendera merah putih. Sejarah bendera merah putih, kiasan warna bendera, dan cara menggunakan dan mengibarkan bendera merah putih menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum pramuka siaga dan penggalang.
Meskipun tidak termasuk sebagai salah satu syarat dalam kecakapan umum
bagi penegak dan pandega, namun pengetahuan seputar bendera merah putih
tetap harus dipahami oleh para pramuka penegak dan pandega. Lantaran
dalam berbagai kegiatannya, pramuka (termasuk penegak dan pandega) tidak
terlepas dari menggunkan bendera merah putih. Selain itu, sebagai anggota Geakan Pramuka dan warga negara Indonesia, pengetahuan seputar bendera negara Indonesia, termasuk sejarahnya, adalah mutlak.
Bendera Negara Kesatuan RI atau biasa disebut Bendera Negara adalah
bendera merah putih dengan bentuk empat persegi panjang yang lebarnya
2/3 dari panjangnya. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih dan kedua bagian tersebut sama lebar.
Sejarah Bendera Merah Putih
Penggunaan lambang merah putih telah sejak lama dilakukan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia. Dari bukti-bukti sejarah, warna merah putih
telah digunakan dan dimuliakan jauh sebelum Indonesia merdeka.
Beberapa bukti sejarah penggunaan warna merah putih tersebut antara lain:
![]() |
Para pramuka penggalang tengah mengibarkan bendera merah putih |
Beberapa bukti sejarah penggunaan warna merah putih tersebut antara lain:
- Masa Kerajaan Singasari; Dalam kitab Jawa kuno berangka tahun 1216 Caka (1254 Masehi) disebutkan bahwa umbul-umbul atau bendera merah putih digunakan oleh Jayakatwang ketika berperang melawan Raden Wijaya dan ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari kerajaan Singosari (1222-1292).
- Masa Kerajaan Majapahit; Mpu Prapanca di dalam kitab Negara Kertagama menceritakan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (Majapahit tahun 1350-1389 M) warna merah putih menjadi warna yang dimuliakan. Warna-warna tersebut digunakan diantaranya:
- dalam upacara hari kebesaran kerajaan;
- gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta kerajaan yang menghadiri hari kebesaran;
- Kerajaan Minangkabau; Dalam suatu kitab Tembo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat gambar bendera alam Minangkabau yang berwarna merah putih hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu-Minangkabau, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347). Warna 'merah-putih-hitam' tersebut mengandung makna perwalian para pejabat kerajaan yaitu;
- warna merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
- warna putih = warna agama (alim ulama) dan
- warna hitam = warna adat Minangkabau (penghulu adat).
- Di Keraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera merah putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa.
- Dalam Babad Tanah Jawa yang bernama Babat Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan bahwa ketika Sultan Agung berperang melawan wilayah Pati, tentaranya bernaung di bawah bendera merah putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng memerintah tahun 1613-1645.
- Bendera berwarna Merah Putih juga digunakan berbagai masyarakat di berbagai wilayah nusantara lainnya, semisal di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagainya. Meskipun bendera merah putih sering dicampuri gambar-gambar lain.
- Bendera merah putih pertama kali berkibar di benua Eropa pada tahun 1922 oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda, berupa bendera merah putih dengan kepala banteng di tengahnya.
- Tanggal 28 Oktober 1928 adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan berkibar dalam rangka Konggres Pemuda Indonesia di Jakarta.
- Tanggal 17 Agustus 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, bendera merah putih dikibarkan. Momentum ini adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan berkibar di bumi Indonesia yang merdeka.
- Bendera yang dikibarkan sesaat setelah Proklamasi disebut bendera Pusaka dan selanjutnya setiap tanggal 17 Agustus dikibarkan. Namun sejak tahun 1969, karena sudah sangat tua, bendera tersebut tidak dikibarkan dan dibuatkan duplikatnya.
- Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI.
Lainnya Terkait Bendera Merah Putih
Hal lain terkait bendera merah putih, di samping sejarah bendera merah putih, seperti:
- Arti kiasan warna bendera merah putih
- Macam-macam ukuran bendera merah putih
- Cara mengibarkan bendera merah putih
- Cara menyimpan dan memperlakukan bendera merah putih
Akan dibahas dalam artikel tersendiri.
Semoga sejarah singkat bendera merah putih ini dapat membantu para
pramuka dalam mempersiapkan diri menyelesaikan kecakapan umum. Pun untuk
meningkatkan patriotisme dan cinta tanah air sebagai perwujudan.
Sejarah Sumpah Pemuda
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air,
satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28
Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres
Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai
Hari Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.
Sumber : http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.co.id/p/sejarah-sumpah-pemuda.html
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
- Abdul Muthalib Sangadji
- Purnama Wulan
- Abdul Rachman
- Raden Soeharto
- Abu Hanifah
- Raden Soekamso
- Adnan Kapau Gani
- Ramelan
- Amir (Dienaren van Indie)
- Saerun (Keng Po)
- Anta Permana
- Sahardjo
- Anwari
- Sarbini
- Arnold Manonutu
- Sarmidi Mangunsarkoro
- Assaat
- Sartono
- Bahder Djohan
- S.M. Kartosoewirjo
- Dali
- Setiawan
- Darsa
- Sigit (Indonesische Studieclub)
- Dien Pantouw
- Siti Sundari
- Djuanda
- Sjahpuddin Latif
- Dr.Pijper
- Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
- Emma Puradiredja
- Soejono Djoenoed Poeponegoro
- Halim
- R.M. Djoko Marsaid
- Hamami
- Soekamto
- Jo Tumbuhan
- Soekmono
- Joesoepadi
- Soekowati (Volksraad)
- Jos Masdani
- Soemanang
- Kadir
- Soemarto
- Karto Menggolo
- Soenario (PAPI & INPO)
- Kasman Singodimedjo
- Soerjadi
- Koentjoro Poerbopranoto
- Soewadji Prawirohardjo
- Martakusuma
- Soewirjo
- Masmoen Rasid
- Soeworo
- Mohammad Ali Hanafiah
- Suhara
- Mohammad Nazif
- Sujono (Volksraad)
- Mohammad Roem
- Sulaeman
- Mohammad Tabrani
- Suwarni
- Mohammad Tamzil
- Tjahija
- Muhidin (Pasundan)
- Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
- Mukarno
- Wilopo
- Muwardi
- Wage Rudolf Soepratman
- Nona Tumbel
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.
Sumber : http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.co.id/p/sejarah-sumpah-pemuda.html
Asal Mula Mitologi di balik 12 Zodiak
Berdasarkan bulan kelahiran seseorang, setiap manusia dipercaya memiliki perlambangan zodiak mereka sendiri yang dikenal sebagai 12 zodiak atau 12 rasi bintang. Tapi sebenarnya dari manakah asal mula kemunculan 12 lambang zodiak ini? Berikut ini adalah kisah mitologi dari sejarah keberadaan 12 zodiak yang juga biasa sering kita lihat dalam berbagai ramalan horoskop di majalah-majalah.
1. Aries (21 Maret - 19 April)
Inilah zodiak paling pertama dalam daftar 12 lambang zodiak yaitu Aries yang dilambangkan dengan domba jantan. Asal mula dari zodiak Aries ini sendiri berasal dari tokoh mitologi domba jantan berbulu emas yang dapat terbang, yakni Chrysomallus. Chrysomallus sendiri dikirimkan oleh Peri Awan, Nephele, untuk menyelamatkan kedua anaknya yang akan dikurbankan ke para Dewa yakni Phrixus dan Helle.Singkat cerita, Chrysomallus berhasil membawa kabur kedua anak Nephele namun sayangnya Helle jatuh dan meninggal. Chrysomallus kemudian mengantarkan Phrixus ke Colchis, yakni sebuah wilayah di Kaukasia Selatan. Sebagai ganti atas perbuatannya menyelamatkan Phrixus dan Helle, maka Chysomallus meminta Phrixus untuk menggantungkan bulu emasnya di hutan belukar Dewa Perang Ares dan Chrysomallus terbang ke Surga untuk mengurbankan dirinya bagi para Dewa, atas tindakannya yang mengunggah ini Zeus kemudian memberikan Aries sebuah tempat di para bintang sebagai konstelasi Aries. Itulah kisah dari domba jantan berbulu emas, Chrysomallus.
2. Taurus (20 April - 20 Mei)
Merupakan salah satu dari 12 zodiak yang sejarah keberadaannya tidak dapat dibilang baik yakni dari kisah perselingkuhan Zeus dan aksinya pemerkosaannya.Dalam satu kisah asal mula zodiak Taurus. Suatu ketika Zeus sangat tertarik dengan putri Phoenicia yang bernama Europa. Phoenicia sendiri adalah sebutan untuk sebuah wilayah kuno di Timur Tengah. Ia kemudian muncul di hadapan Europa dalam bentuk sebuah banteng putih yang mengagumkan. Europa yang tertarik kemudian mengelus dan menaiki banteng tersebut, ia kemudian dibawa melintasi Samudra ke sebuah wilayah Yunani kuno, Crete. Di tempat itu Zeus kemudian mengubah dirinya lagi dalam sebuah bentuk menyerupai elang dan memperkosa Europa. Sebagai peringatan atas tindakan dan perselingkuhan tersebut, Zeus kemudian meletakkan lambang banteng di antara para bintang yang adalah Taurus.
3. Gemini (21 Mei - 20 Juni)
Jika kebanyakan kisah asal mula mitologi dari berbagai zodiak sering menjadi perdebatan, maka sejarah keberadaan lambang rasi bintang Gemini sangatlah jelas. Berasal dari tokoh mitologi Yunani, Castor dan Pollux. Castor dan Pollux adalah kakak beradik kembar yang mempunyai ibu yang sama yaitu Leda namun ayah yang berbeda. Castor dengan ayahnya Raja dari Sparta, Tyndarus, dan merupakan suami resmi dari Leda. Sedangkan Pollux adalah anak dari Mahadewa Zeus dengan Leda. Pollux yang merupakan anak dewa adalah abadi sedangkan Castor tidak.Kedua anak kambar ini tumbuh tampan dan memiliki sifat bertualang serta memiliki hubungan yang sangat erat. Castor tumbuh dikenal sebagai penunggang kuda yang ternama, sedangkan di sisi lain Pollux tumbuh dikenal sebagai seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa. Sayangnya Castor meninggal dalam sebuah perperangan. Pollux yang abadi berada dalam keputusasaan yang sangat besar, ia tidak ingin hidup tanpa saudara kembarnya. Ia kemudian meminta ayahnya, Zeus, untuk mencabut keabadiannya dan membiarkan ia meninggal.
Zeus yang tidak ingin Pollux meninggal lebih baik membuat Castor menjadi abadi dengan membuat keduanya bersama selamanya sebagai kontelasi zodiak kembar, Gemini.
4. Cancer (21 Juni - 22 Juli)
Cerita keberadaan dari Cancer yang berlambangkan kepiting ini berasal dari tugas kedua pahlawan ternama Hercules atau terkadang dikenal juga sebagai Heracles. Di tugasnya tersebut ia diminta untuk membunuh seekor Lernaean Hydra, yakni seekor ular air dengan ratusan kepala.Dalam cerita tersebut, Hercules mengalami kesulitan dalam melawan Lernaean Hydra. Melihat hal tersebut, Dewi Hera sebagai salah satu musuh Hercules memerintahkan seekor kepiting raksasa untuk membantu Hydra tersebut. Kepiting itu kemudian menusukkan capitnya ke kaki sang pahlawan. Merasakan rasa sakit yang luar biasa, Hercules dengan marahnya menghancurkan kepiting tersebut hanya dengan kakinya sebelum ia mengalahkan Lernaean Hydra. hera yang merasa bangga dengan perbuatan si kepiting, menempatkan kepiting tersebut di kalangan bintang sebagai rasi bintang Cancer.
5. Leo (23 Juli - 22 Agustus)
Banyak sekali kisah asal mula keberadaan zodiak Leo, namun yang paling terkenal adalah kisah Singa Nemean dalam 12 Rintangan Hercules. Dalam rintangan paling pertamanya, Hercules harus melawan seekor singa Nemean. Singa Nemean ini sendiri adalah seekor singa yang bulunya berwarna emas dan memiliki kulit yang tidak dapat ditembus dengan senjata apapun. Dalam salah satu kisah perlawanan Hercules dengan Singa Nemean ini, dikisahkan bahwa Hercules berhasil membunuh Singa tersebut dengan mencekiknya hingga mati.Hercules kemudian menggunakan cakar dari Singa Nemean itu sendiri untuk merobek kulitnya dan menggunakan bulu singa tersebut di pakaiannya. Atas pertarungan megahnya itu, Zeus kemudian memberikan Singa Nemean itu sebuah tempat di rasi bintang sebagai konstelasi Leo. Dalam kisah lain mengatakan bahwa Hera-lah yang menempatkan Singa Nemean di kalangan bintang karena jika ditelusuri Hera-lah yang mengirim singa tersebut dan ia jugalah yang membesarkan singa tersebut.
6. Virgo (23 Agustus - 22 September)
Inilah salah satu dari beberapa zodiak yang tidak dilambangkan dengan binatang melainkan seorang wanita perawan. Namun yang dimaksud dengan wanita perawan ini sendiri bukan dalam hal fisikal namun dalam hal kepribadian yakni kesucian, kepolosan, dan kemurnian.Kesucian, kepolosan, dan kemurnian itu sendiri dilambangkam oleh seorang Dewi yang bernama Astraea. Namun asal mula dari zodiak Virgo dimulai dari kisah Pandora. Pandora yang membuka kotak terlarang menyebabkan semua kejahatan terliris ke dunia termasuk kematian, oleh karena itu semua Dewa yang ada di bumi kabur dan kembali ke Surga terhindar dari semua kejahatan di bumi. Sayangnya, Astraea adalah yang paling terakhir kembali ke Surga. Sebagai bentuk peringatan dari hilangnya perlambangan kesucian, kepolosan, dan kemurnian itu Astraea diletakkan di kalangan rasi bintang sebagai zodiak Virgo.
7. Libra (23 September - 22 Oktober)
Tidak diketahui secara jelas dari mana asal muasal keberadaan zodiak Libra dalam mitologi, namun beberapa kepercayaan mengatakan bahwa sesuai dengan lambang timbangannya, Libra melambangkan kebenaran dan keadilan yakni dimana dilambangkan oleh Dewi Keadilan yakni Themis. Hal ini sangatlah menarik karena Astraea yang melambangkan Virgo adalah anak dari Themis dan Virgo serta Libra terletak berdampingan dalam konstelasi bintang.Beberapa mengatakan bahwa alasan mengapa timbangan dapat termasuk dalam rasi bintang zodiak adalah karena para Dewa melihat bahwa keadilan dan kebenaran adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan tidak boleh terlupakan.
8. Scorpio (23 Oktober - 21 November)
Keberadaan dari lambang zodiak Scorpio dapat dilihat dari kisah mitologi Orion yakni anak dari Poseidon dan adalah seorang pria yang disebut-sebut sebagai pria tertampan serta tertinggi yang pernah ada di dunia dengan hobi berburu. Bahkan ia sangat disenangi oleh Dewi perburuan, Artemis. Melihat kesombongan Orion yang mengatakan bahwa dirinya dapat mengalahkan semua mahluk di bumi, Gaia si Dewi Bumi mengirimkan kalajengking untuk mengalahkan Orion.Kalajengking itu langsung menyengat Orion dan racun mematikannya langsung mengirim Orion ke kematiannya. Melihat kemenangan kalajengking itu, Gaia kemudian menempatkan kalajengking tersebut di langit sebagi rasi bintang Scorpio atau zodiak Scorpio. Di sisi lain, Dewi Perburuan Artemis yang sangat menyukai Orion juga menempatkan Orion di langit sebagai konstelasi tersendiri. Ia ditempatkan di langit bersama dengan anjingnya yakni Sirius yang disebut-sebut adalah bintang paling bersinar di Surga para Dewa.
Kisah lain menceritakan bahwa Orion jatuh cinta dengan 7 wanita cantik dan mulai mengejar mereka. Wanita-wanite tersebut tidak menyukai hal itu dan meminta Zeus menyelamatkan mereka. Agar Orion tidak dapat mengejar mereka, Zeus kemudian mengubah mereka menjadi 7 bintang yang sekarang dikenal sebagai Peliades. Tidak hanya itu saja, sebagai hukuman Zeus mengirimkan kalajengking untuk menyengat Orion dan mengubah Orion serta kalajengking itu sebagai rasi bintang. Hal itu adalah sebagai hukuman agar Orion selalu mengejar Peliades namun tidak akan dapat mendapatkannya dan selalu dikejar oleh kalajengking yakni zodiak Scorpio.
9. Sagitarius (22 November - 21 Desember)
Lambang dari zodiak Sagitarius adalah Centaur, yaitu sebuah mahluk dengan kepala, tangan, dan dada manusia namun berbadankan kuda. Sedangkan kisah mitologi dari asal mula zodiak Sagitarius ini berasal dari tokoh mitologi Chiron yang adalah centaur ternama yang merupakan anak Poseidon dengan kebijakan yang diajarkan oleh Apollo dan Artemis. Chiron juga adalah teman dari berbagai tokoh ternama mitologi seperti Hercules dan Achilles.Sayangnya dalam sebuah perkelahian, Hercules yang melindungi dirinya dari serangan panah beracun lawan membuat panah beracun tersebut mengenai kaki Chiron. Chiron yang memiliki keabadian tidak dapat mati dan harus merasakan rasa sakit yang luar biasa. Hercules kemudian berjanji untuk membantu Chrion, dalam pengelanaan mereka Hercules bertemu dengan Prometheus, pencipta umat manusia yang terkurung.
Satu-satunya cara Prometheus dapat terbebas adalah agar seseorang menggantikan dirinya untuk terkurunng. Walaupun sedang kesakitan, Chiron kemudian bersedia menggantikan Prometheus. Melihat tindakan pahlawan tersebut, Zeus kemudian memperbolehkan Chiron untuk memberikan keabadiannya ke Prometheus dan kemudian menempatkan Chiron di rasi bintang sebagai zodiak Sagitarius.
10. Capricorn (22 Desember - 19 Januari)
Lambang dari Zodiak Capricorn adalah seaneh lambang zodiak Sagitarius yaitu memiliki tubuh setengah kambing namun dengan ekor ikan. Asal mula dari zodiak Capricorn sendiri berasal dari kisah kelahiran Zeus, Raja para Dewa. Pada saat kelahirannya, ibu Zeus, Rhea takut suaminya Kronos memakan anaknya, ia kemudian secara diam-diam membawa Zeus ke Crete dan memberikannya ke Amaltheia, Si Peri Kambing.Amaltheia mengasuh Zeus dengan cinta dan pengabdian terbesar, memberikan susunya sendiri dan menyembunyikan Zeus dari Kronos dengan menggantungkannya tinggi-tinggi di sebuah pohon agar Kronos tidak dapat menemukannya baik di Surga, Bumi, ataupun Laut. Singkat cerita, Zeus kemudian menjadi raja dari para dewa, ia juga tidak melupakan jasa dari Amaltheia. Zeus mengubah salah satu tanduk Amaltheia menjadi tanduk berkelimpahan yang dapat memberikan segalanya, serta Zeus juga menempatkan penggambaran Amaltheia di antara para bintang sebagai zodiak Capricorn.
11. Aquarius (20 Januari - 18 Februari)
Zodiak Aquarius memiliki perlambangan akan seseorang yang menuangkan air dari kendinya dan dipercaya bahwa itu adalah perlembangan dari kisah Ganymede, pangeran dan orang tertampan di Troy. Zeus, sebagai dewa yang sangat suka dengan manusia cantik dan tampan juga tertarik dengan Ganymedes. Ia kemudian mengubah dirinya menjadi elang raksasa da membawa Ganymedes ke Olympus.Di sana Ganymedes ditugaskan Zeus untuk menjabat sebagai juru minum pribadinya. Walaupun itu adalah sebuah jabatan yang cukup tinggi namun suatu Ganymedes yang diculik dari kerajaan dan keluarganya merasakan bahwa ia sudah muak akan hal itu. Ia kemudian menuangkan semua air, ambrosia, dan anggur yang ada dan menyebabkan hujan tiada henti di Bumi yang akhirnya mengarah ke banjir raksasa (air bah).
Pada awalnya Zeus ingin menghukum Ganymedes, namun menyadari tindakannya yang memang cukup jahat ke Ganymedes, ia memberikan Ganymedes sebuah tempat di rasi bintang sebagai konstelasi Aquarius.
12. Pisces (19 Febuari - 20 Maret)
Kedua ikan yang berenang dalam arah yang berbeda adalah perlambangan dari zodiak Pisces dan juga adalah bentuk yang menyelamatkan Aprhodite dan anaknya. Mitologi tersebut dimulai sesudah Zeus mengalahkan ayahnya Kronos dan anak-anak Gaia. Gaia kemudian ingin membalas dendam dan menciptakan sebuah monster mengerikan bernama Typhon yang disebut-sebut adalah monster terbesar dan paling mengerikan yang pernah dilahirkan.Typhon kemudian mendeklarasikan perperangan ke semua Dewa Olympus dan para dewa berusaha menyembunyikan mereka dengan menyamar. Zeus mengambil bentuk domba jantan , Hera menjadi sapi putih, Artemis menjadi kucing, Ares menjadi babi hutan liar dan seterusnya. Yang terakhir adalah Dewi Cinta dan Kecantikan, Aphrodite, dan anaknya, Eros. Mereka menyelam ke kedalaman laut dan mengambil bentuk 2 ekor ikan.
Sesudah Typhon berhasil dikalahkan, semua dewa kembali ke bentuk asalnya. Aphrodite yang merasa berterima kasih atas ikan yang sudah meminjamkan bentuk mereka meletakkan penggambaran mereka di langit malam. Itulah bagaimana Pisces mendapatkan tempatnya di rasi binang dan menjadi zodiak terakhir dalam mitologi Zodiak Yunani.
Sumber : http://www.tahupedia.com/content/show/454/Asal-Mula-Mitologi-Di-Balik-12-Zodiak
Asal Usul Candi Perambanan
Asal Mula Terjadinya Candi Prambanan
Candi Prambanan (Loro Jonggrang)
Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.
Sumber : https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/asal-mula-terjadinya-candi-prambanan/
Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.
Sumber : https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/asal-mula-terjadinya-candi-prambanan/
Langganan:
Postingan (Atom)